About

Rabu, 05 Juni 2013

Saat Smartphone Minus Aplikasi

Era layanan data
Sejak awal tahun 2000, IM3 gencar mengedukasi pasar dengan GPRS untuk mengakses data. Inilah cikal bakal tren smartphone. Browsing Internet, e-mail, dan chat menjadi penting. Nokia Communicator menjadi raja di era ini. Ada ceruk yang membuat Windows CE / Windows Mobile menjadi populer dan Blackberry mulai dikenal orang. Orang dianggap lebih keren ketika menenteng smartphone karena harganya yang mahal menunjukan status ekonomi.
Apple mengubahnya di tahun 2007 dengan iPhone. Sejarah mencatat, Apple berhasil mengembangkan smartphone dengan fungsi lebih dari sekadar telepon, SMS, e-mail, internet, dan chat. iPhone menjadi ponsel yang mengedepankan aplikasi untuk menjalankan beragam program dan bisa mengubah ponsel menjadi alat pemutar musik seperti iPod, alat nagivasi seperti GPS, konsol game seperti Nintendo DS, dan berbagai fungsi lainnya. Dengan aplikasi, ponsel menjadi alat ajaib yang wajib dimiliki.
Tak heran jika semua ponsel yang hadir sejak tahun 2007 menggunakan jumlah aplikasi yang tersedia sebagai parameter kesuksesan. Android, Windows Phone, hingga Blackberry menggunakan pendekatan serupa. Semua berlomba menambah ekosistem aplikasi di platform mereka. Bisa saya katakan, tidak ada inovasi baru di dunia ponsel sejak iPhone pertama kali dirilis karena semuanya mengikuti patron yang sama: buat aplikasi sebanyak mungkin dan buat desain perangkat semanis mungkin.
Interface jempol
Tahun ini, ada inovasi baru di dunia ponsel, yaitu Facebook Home. Filosofi menarik Facebook terkait inovasi terbarunya tersebut adalah ponsel sejatinya adalah tentang orang (people), bukan tentang aplikasi! Inilah yang sudah disampaikan Microsoft sejak 2010 dengan People Hub mereka di Windows Phone OS. Dengan bergabungnya Facebook ke arena ‘People’ di Android OS, saya memprediksi lahirnya tren baru di dunia ponsel, yaitu interface jempol.
Facebook telah membuka medan pertempuran baru dengan memanfaatkan home screen ponsel. Dalam beberapa bulan ke depan, berita-berita TI dan ponsel akan diwarnai dengan bagaimana Apple, Microsoft, dan Google akan bereaksi terhadap inisiatif Facebook ini.
Bagi Apple, dimulainya era media sosial sebagai home screen ponsel atau interface utama ponsel akan menggiring fokus dan minat orang dari kelengkapan aplikasi sebagai diferensiasi. Di saat 700 ribu lebih aplikasi sudah tersedia, tidaklah terlalu berbeda bagi orang awam jika jumlah aplikasi bertambah hingga satu juta karena tidak semua aplikasi tersebut akan digunakan pengguna.
Bagi Microsoft, hadirnya Facebook Home yang mirip dengan konsep People Hub di Windows Phone akan memaksa Microsoft berevolusi untuk menciptakan interface jempol yang lebih superior. Sementara bagi Google, walaupun Facebook Home saat ini hanya mampu berjalan di atas platform Android, kehadirannya akan "mencuri"  kue iklan Google.
Facebook telah melakukan langkah pintar di ranah smartphone.

Basis dasar fungsi smartphone telah tersedia di Facebook: kontak, chat, hingga VoIP. Facebook hanya butuh satu langkah lagi untuk benar-benar membuat OS ponsel menjadi kurang relevan, yaitu memboyong aplikasi Facebook ke Facebook Home. Jika ini terjadi, OS ponsel hanya dibutuhkan untuk startup/booting saja. Sisanya, Facebook akan mengambil alih semuanya. Jika ini terjadi, Facebook bisa merilis ponsel tanpa perlu menciptakan hardware! Well done, Facebook!


0 komentar:

Posting Komentar