KOMPAS.com - Program internet pemerintah Korea Utara (Korut) memang sudah menyediakan akses siaran langsung televisi. Namun, program itu masih dibatasi, termasuk buletin beritanya. Informasi ini muncul di laman Facebook resmi program itu sebagaimana warta AFP pada Kamis (6/6/2013).
Korut kini mulai memanfaatkan media internet dan sosial media. Sementara kalangan menilai upaya ini dimanfaatkan untuk propaganda pemerintah.
Televisi Korut (KCTV) dalam program internet itu memulai siaran pukul 17.00, Kamis. Berita pertama adalah kunjungan pemimpin Korut Kim Jong-Un ke sebuah pertanian budidaya jamur.
Program internet pemerintah Korut melalui laman Uriminzokkiri juga memiliki akun di Twitter dan Flickr. Biasanya, melalui media sosial itu, Pyongyang melancarkan kritik kepada Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat.
Sementara, Korsel mengeblok siaran dari Korut. Seoul pun melarang warganya mengakses laman dari Korut. "Tayangan dari Korut merusak hukum keamanan nasional,"begitu suara pemerintah Korsel.
Korut memunyai layanan intranet dengan pengguna terbatas. Analis sosial media mengatakan akses itu pun hanya dinikmati oleh para elite penguasa yang jumlahnya paling banter seribu orang.
Korut kini mulai memanfaatkan media internet dan sosial media. Sementara kalangan menilai upaya ini dimanfaatkan untuk propaganda pemerintah.
Televisi Korut (KCTV) dalam program internet itu memulai siaran pukul 17.00, Kamis. Berita pertama adalah kunjungan pemimpin Korut Kim Jong-Un ke sebuah pertanian budidaya jamur.
Program internet pemerintah Korut melalui laman Uriminzokkiri juga memiliki akun di Twitter dan Flickr. Biasanya, melalui media sosial itu, Pyongyang melancarkan kritik kepada Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat.
Sementara, Korsel mengeblok siaran dari Korut. Seoul pun melarang warganya mengakses laman dari Korut. "Tayangan dari Korut merusak hukum keamanan nasional,"begitu suara pemerintah Korsel.
Korut memunyai layanan intranet dengan pengguna terbatas. Analis sosial media mengatakan akses itu pun hanya dinikmati oleh para elite penguasa yang jumlahnya paling banter seribu orang.