About

Technology

Technology.

Technology

Technology.

Technology

Technology.

Technology

Technology.

Technology

Technology.

Sabtu, 15 September 2012

SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS


Sistem Komunikasi Wireless

Komunikasi wireless merupakan pertukaran informasi antara dua point tanpa hubungan langsung, bisa menggunakan sound, infrared, optical atau energi frekuensi radio. Sistem wireless paling modern mengandalkan RF atau sinyal microwave,  umumnya pada range UHF sampai frekuensi gelombang milimeter .
Sekarang ini,  spektrum frekuensi telah begitu ramai, dan kebutuhan kecepatan data yang lebih tinggi, maka kecenderungannya adalah  menggunakan frekuensi yang lebih tinggi, sehingga mayoritas sistem wireless hari ini beroperasi pada range frekuensi 800 MHz sampai dengan GHz. Sinyal RF dan microwave mmberikan bandwidth lebar dan keuntungan tambahan yaitu mampu menembus kabut, debu, dedaunan, bangunan dan kendaraan.
Berdasarkan sejarahnya, komunikasi wireless menggunakan energi RF berawal dari kerja teori maxwell, diikuti oleh eksperimen oleh Hertz tentang propagasi gelombang elektromagnetik dan pengembanngan komersil dari praktek sistem radio oleh Marconi di awal abad 20-an. Hari ini sistem wireless meliputi radio broadcast dan TV,sistem telepon seluler, TV Direct Broadcast Satelite,WLANs, sistem paging, GPS dan sistem RFID. Sistem ini menyediakan worldwide conectivity untuk voice, video dan komunikasi data.
Cara pertama untuk mengkategorikan sistem wireless adalah tergantung pada alam dan posisi pengguna. Pada sistem radio point to point, satu transmisi berkomunikasi dengan sebuah receiver. Sistem biasanya mengunakan antena denga penguatan yang tinggi pada fix posisi untuk memaksimalkan daya penerima dan meminimalkan interferensi dengan radio lain yang beroperasi hampir pada range frekuensi yang sama. Radio poin to poin pada umumnya digunakan untuk komunikasi data dengan yang berkepentingan dan untuk hubnngan sisi telepon seluler ke sentral.
Sistem point to multipoint menghubungkan sentral ke semua nomor penerima yang memungkinkan. Contoh yang paling umum adalah radio komersial AM , FM , dan TV Broadcast. Dimana sentral transmiter menggunakan antena dengan beam yang besar untuk menjangkau para pendengar dan penonton.
Sistem multipoint to multipoint adalah komunikasi serentak antara masing-masing user yang memungkinkan berada pada lokasi yang berbeda-beda. Sistem seperti ini pada umumnya tidak menghubungkan dua user secara langsung, tetapi mengandalakan jaringan stasiun dasar untuk memberikan interkoneksi diantara user. Contoh aplikasinya adalah sistem telepon seluler dan beberapa tipe dari WLAN.
Cara lain mengkategorikan sistem wireless adalah komunikasi langsung. Pasa sistem simplex, komunikasi terjadi hanya satu arah dari transmitter ke receiver, contohnya adalah  radio broadcast, TV, dan sisitem paging.
Sistem half duplex adalah komunikasi yang terjadi dua arah tetapi tidak bersamaan. Contonya adalah radio mobile pertama dan radio masyarakat. Pada umumnya mengandalkan “push-to-talk” dimana satu saluran bisa digunakan untuk transmisi dan penerima pada interval yang berbeda.
Sistem full duplex membutuhkan teknik duplexing untuk menghindari interferensi diantara sinyal pemancar dan penerima, bisa dilakukan dengan menggunakan band frekuensi yang terpisah untuk mentransmisikan dan menerima (frekuensi division duplexing (FDD)).
Kebanyakan sistem wireless adalah ground based, tetapi juga ada yang menggunakan sistem satelit untuk voice,video, dan data. Sistem satlit menawarkan komunikasi user dalam jumlah yang besar pada area yang luas, nahkan menjangkau planet. Satelit pada Geosynchronous Earth Orbit (GEO) terletak kira-kira 36.000 km di atas permukaan bumi, dan tetap pada posisi di permukaan. Satelit seperti ini berguna untuk link radio point to point antara stasiun yang terpisah jauh, dan pada umumnya digunakan untuk TV dan komunikasi data seluruh dunia.
Layanan telepon dunia juga relay pada satelit ini, tetapi kabel fiber optik (FO) bawah laut bisa menggantikan satelit untuk hubungan antar samudera dan lebih ekonomis, serta dapat menghindari delay yang ditimbulkan oleh trip yang panjang antar sateli dan bumi.
Kekurangan lain dari GEO adalah ketinggian yang dapat mengurangi kekuatan sinyal penerima , membuat hal ini tidak praktis untuk komunikasi dua arah dengan tranceiver yang kecil.
Satelit Low Earth (LEO) lebih dekat ke bumi, terletak pada range jarak 500 sampai 2000 km. Contoh penghunaan adalah pada hand held radio. Orbit satelit LEO terkadang dapat dilihat dari bumi selama beberapa menit hingga 20 menit.

Rumus Friis

Gambar di bawah ini merupakan sebuah link sistem radio.


Gambar 1. Link Sistem Radio

Pt adalah daya transmisi, Gt adalah gain antena transmisi, Gr adalah gain antena penerima, Pr adalah daya terima, R adalah jarak antara antena transmisi dan antena penerima.
Radiasi densitas daya oleh antena isotropis adalah (D=1=0 dB) adalah

Savg = Pt/4ฯ€R2  W/m2 ..................(1)

Dimana harus mampu moncover semua daya radiasi dengan mengintegrasikan lingkaran radiius disekeliling antena karena daya didistribusikan  secara isotropis dan area lengkungan adalah 4ฯ€R2.
Jika antena transmisi punya directivity lebih besar dari 0 dB, densitas daya radiasi bisa didapatkan dari mengalikan dengandirectivity. Directivity adalah perbandingan intensitas radiasi dan intensitas radiasi isotropis.
Jika antena transmisi loss, kita bisa menggunakna aktor efsiensi radiasi yang berefek  mengkonversi directivity ke gain, dan dapat dirumuskan radiasi denstitas power untuk antena transmisi yang berubah-ubah yaitu :

Savg= Gt Pt / 4ฯ€R2   W/m2  ......................(2)

Jika denstitas daya bermasalah pada antena penerima, maka kita dapat menentukan daya terima dengan konsep efektif aperture  area yaitu:

Pr = Ae Savg = (Gt Pt Ae)/ 4ฯ€R2   W....(3)

Sehingga daya terima adalah (rumus Friis Radio Link) :

Pr = (Gt Gr l2 Pt) / 4ฯ€R2   W...................(4)

Persamaan  (4) di atas diterjemahkan sebagai daya maximal yang diterima. Ada beberapa faktor yang dapat mengurangi daya terima pada sistem radio, diantaranya adalah :
1.      Missmatch impedansi pada antena
2.      Missmatch polarisasi antar antena.
3.      Efek propagasi yaitu peredaman atau depolarisasi.
4.      Gagal sebagian pada area terima.

Pada persamaan (4) daya terima berkurang sebesar 1/ R2, ini karena kekelan energi sehingga ini terlihat sebagai penghalang yang besar untuk jarak yang besar. Pada kenyataannya space decay dari 1/ R2 lebih baik dari pada penurunan eksponensial pada link komunikasi kawat, dikarenakan redaman daya pada saluran transmisi yaitu
  

dimana ฮฑ adalah konstanta redaman saluran, pada jarak yang jauh fungsi eksponensial menurun lebih cepat dari pada aljabar 1/ R2 . Pada komunikasi jarak jauh, radio link akan tampil lebih baik dibanding wirelink. Hal ini berguna untuk semua tipe saluran transmisi, termasuk coaxial,waveguide, dan FO, tidak berguna jika komunikasi link di daratan atau lautan. Oleh karena itu repeater bisa ditempatkan sepanjang link ini untuk menemukan daya sinyal yang hilang.
            Pada rumus Friis, daya terima sebanding dengan hasil Pt.Gt. Daya transmisi dan penguat antena transmisi merupakan karakteristik transmitter, dan pada pada main beam antena, Pt Gt ekivalen sebagai daya radiasi oleh antena isotropis dengan daya Pt Gt, hasilnya diartikan sebagai effective isotropic radiated power (EIRP). EIRP = Pt Gt Watt.
            Daya terima sebanding dengan EIRP transmitter, bisa ditingkatkan dengan meningkatkan daya transmisi atau gain antena transmisi atau keduanya. Asal dari Friis formula diasumsikan sebagai antena transmisi dan receiver memiliki match impedansi dengan transmitter dan receiver.
            Pada sistem RF dengan micro, impedansi missmatch mengurangi daya yang dikirim dari sumber ke beban oleh faktor (1-|r|2 ), r adalah koefisien pantul antar sumber dan beban.
            Pada radiolink, ada kemungkinan mismatch impedansi antara transmiter dan antena pancar, sama saja dengan antena penerima dan receiver.
Friis formula bisa dikalikan dengan impedansi mismatch faktor ,
ฮท imp = (1-|rt|2) (1-|rr|2)
untuk menghitung penurunan pada daya terima karena efek missmatch impedansi pada transmitter dan receiver.
rt = koefisien pantul transmitter
rr= koeisien pantul receiver

catatan: impedansi missmatch tidak termasuk dalam defenisi gain antena, karena missmatch tergantung pada sumber eksternal atau impedansi beban dimana antena dihubungkan, dan bukan bagian dari antena itu sendiri, dan bisa matching dengan antena dengan menggunakna eksternal tuning yang tepat.
            Transmisi maksimal antara transmitter dan receiver membutuhkan antena yang dipolarisasi pada arah yang sama. Jika antena transmisi polarisasinya vertikal, contohh, daya maksimal akan dikirim ke polarisasi vertikal antena penerima.

Radio Receiver Architectur

Untuk mendisign antena harus menyediakan halhal dibawah ini:
1.      Gain tinggi ( 100 dB). Untuk memulihkan daya rendah dengan sinyal yang diterima ke level yang mendekati nilai asli baseband.
2.      Selektivitas. Untuk menerima sinyal yang diinginkan dan menolak kanal yang berdekatan, frekuensi bayangna dan intererensi.
3.      Down conversion dari RF  penerima IF untuk memproses.
4.      Detection. Untuk mendeteksi info analog/digital
5.      Isolation. Untuk isolasi dari transmitter untuk menghindari sturasi penerima.

Level daya sinyal dari antena penerima berkisar -100 hingga -120 dBm. Penerima membutuhkan gain sama 100-120 dB. Gain ini tersebar pada RF,IF dan baseband untuk menghindai ketidakstabilan osilasi. Inilah praktek yang bagus untuk menghindari gain lebih dari 50-60 dB pada band frekuensi.
            Selektifitas bisa didapatkan dengan menggunakan BPF pada tahap RF dipenerima, tetapi BW dan frekuensi cut off membutuhkan filter yang tidak praktis untuk direalisasikan pada RF frekuensi. Lebih efektifnya dengan down converting RF bandwidth disekitar sinyal yang diinginkan dan menggunakan sharp cutt off BPF pada tahap IF untuk memilih band frekuensi yang diinginkan.
            Tuned radio frequency receiver .
Sesuai gambar di bawah ini.
Gambar 2. Tuned Radio frekuency receiver


Terdapat beberapa tahap dari RF penguat dengan BPF tunning untuk menyediakan Gain tinggi dan selektivitas . Alternatif lainnya adalah pemfilteran dan penguatan dikombinasikan menggunakan penguat dengan tunable band pass respon. Low broadcast radio frekuensi dituning menggunakan kapasitor variabel/induktor. Tuning lebih sulit kaena butuh beberapa tahap dan sedikit selektivitas.
Semua penguat penerima TRF dicapai pada RF frekuensi terbatas pada jumlah penguatan yang didapatkan sebelum osilasi terjadi dan meningkatnya cost dengan komplexitas penerima. Kekurangan TRF adalah jarang digunakan dan merupakan pilihan yang buruk untuk RF dan microwave.
Direct convertion receiver ditunjukkan pada gambar di bawah ini:


Gambar 3. Direct convertion receiver

            Menggunakan mixer dan osilator lokal untuk menghasilkan frekuensi down convertion dengan zero IF frekuensi.
            Local osilator direct dengan frekuensi sama dengan RF sinyal yang diinginkan, dan dikonversi langsung ke baseband. Untuk AM , penerima sinyal baseband tidak butuh deteksi yang lebih jauh.
Direct conversion receiver punya beberapa keuntungan dari pada TRF receiver yaitu:
1.      Selektivitas bisa dikontrol dengan simple LPF
2.      Gain bisa disebar melalui RF
Direct converstion receiver lebih simple





TIME-DIVISION SWITCHING


Time- Division Switching

I.         Pendahuluan

Aplikasi pertama dari digital time-division switching adalah tandem switching dari PCM junction dan trunk circuit. Contohnya adalah Bell ESS No. 4 dan French E 12. Tandem atau trunk exchange dikenal sebagai switch route pada lokal exchange. Sistem lokal exchange dikembangkan dengan penambahan reed relay space-division concentrators. Contoh sistem seperti ini adalah AXE 10 dan E 10. Pengembangan teknologi solid state integrated circuit  dengan cepat menjadi solusi dari masalah BORSCHT dan  memungkinkan TDM konsentrator menggantikan space division consentrators.
Hal ini menjadi pembuka evolusi dari Integrated Digital Networks (IDN), yang merupakan transmisi digital yang compatible dan switching yang digunakan pada jaringan. Pengembangan transmisi digital selanjutnya memperkenalkan Integrated Service Digital Network (ISDN). ISDN menyediakan layanan yang bervariasi bebasis pada sebuah kanal transmisi 64 kbps. Sebagai contoh adalah System X local exchange pada gambar berikut ini.
 Digital switching subsystem (DSS) terhubung langsung dengan saluran terminating PCM. Junction frekuensi suara dihubungkan melalui Signaling Interworking Subsystem (SIS) dan sebuah analog Terminating Subsystem (ALTS) yang menyediakan konversi dari analog ke digital dan digital ke analog. Saluran customer analog dan digital terhubung ke DSS  melalui konsentrator yaitu digital subscribers switching subsystem (DSSS). Konsentrator terdapat di main exchange atau located remotely. Prosesornya menggunakna sofware yang sangat besar dari module ke sistem perangkat keras yang mreka kontrol.
Arsitektur  ini juga digunakan oleh sistem exchange telepon digital. Contohnya, AXE-10 (dikembangkan di Swedia), DMS-10 (Canada), E-10 (France), NO. 5 ESS (USA), EWS-D (Germany), NEAX (Japan).
I.         Space dan Time Switching

Sebuah sentral switching harus mampu menghubungkan kanal-kanal dari incoming PCM ke kanal-kanal outgoing PCM. Incoming dan outgoing highway terpisah secara ruang. Jadi hubungan membutuhkan space switching. Secara umum, sebuah hubungan akan menempati time slot yang berbeda pada incoming dan outgoing highways. Dengan demikian, jaringan switching harus bisa menerima sampel PCM dari suatu time slot dan mengirimkannya kembali ke timeslot yang lain. Hal ini disebut time-slot interchange atau time switching. Konsekuensinya, switching network dari tandem junction harus memiliki menggunakan space switching dan time switching.
Jaringan time division switching membuat koneksi antar kanal pada highways membawa sebuah primary multiplex group. Mereka beroperasi pada 1.5 Mbps atau 2 Mbps. Sebuah saluran 2 Mbps memiliki 32 time slot, 30 time slot untuk speech kanal, time slot 0 untuk frame alignment dan time slot 16 untuk signaling. Di dalam exchange, time slot 0 tidak digunakan untuk frame alignment karena semua switch dialirkan secara sinkron dari clock  - pulse generator exchange. 
II.1. Space Switching
            Hubungan antara incoming dan outgoing PCM highways dibangun dengan sebuah matriks crosspoint. Kanal yang berbeda pada sebuah incoming PCM frame boleh jadi di switch oleh crosspoint yang berbeda untuk mencapai wilayah tujuan yang berbeda.  Crosspoint merupakan dua input dari gerbang AND. Satu input dihubungkan ke incoming PCM higway dan yang lain ke connection store yang menghasilkan pulsa dengan cepat. Satu grup gerbang crosspoint bisa diimplementasikan dengan sebuah IC, contohnya multiplexer chip.
            Gambar 2 menunjukkan space switch dengan k incoming dan m outgoing PCM highways, masing-masing membawa n kanal. Connection store untuk setiap kolom crosspoint adalah memory dengan alamat lokasi setiap time slot, yang menyimpan nomor crosspoint yang dioperasikan pada time slot itu.   Nomor ini ditulis ke dalam bentuk alamat oleh controlling prosessor untuk meng-set up connetion. Nomor dibaca secara siklis pada sinkronisasi pada incoming PCM frame. Pada setiap time slot nomor yang tersimpan dibaca pada corresponding store address dan decoding logic mengkonversikan ke dalam bentuk pulsa untuk mengoperasikan relevent crosspoint.
            Crosspoint dapat membuat koneksi yang berbeda pada setiap n time slot, hal ini ekuivalen dengan n crosspoint pada space division network. Space division yang komplet ekivalen dengan n separate k x m switches.
Gambar 2. Space Switching
II.2. Time Switches
Time switch menghubungkan satu incoming channel PCM dan satu outgoing channel PCM. Time slot interchange meloloskan dua penyimpanan, masing-masing memiliki alamat penyimpanan untuk setiap kanal frame PCM. Penyimpan suara terdiri dari data masing-masingincoming time-slot pada respon alamat. Masing-masing alamat connection store dapat disamakan dengan outgoing time-slot. Terdiri dari nomor pada incoming time-slot sample mana yang tidak terkirim di outgoing time-slot. Informasi yang masuk akan dibaca oleh speech store cyclically, yang akan disinkronkan dengan incoming PCM system; data yang telah dibaca akan dikeluarkan secara random-access. Jika cyclic read beroperasi maka cyclic write tidak beroperasi.
Untuk menentukan koneksi, X sebagai time slot channel incoming ditulis ke conection store pada address corresponding yang dipilih oleh channel outgoing Y. selama proses cyclic pada speech store, incoming PCM sample dari X channel akan ditulis ke alamat x. selama proses cyclic pada connection store, x akan terbaca di time slot Y.
Time switching melakukan delay. Jika Y>X maka terjadi output sample pada frame yang sama pada input sample. Jika Y<X, terjadi output sample pada frame berikutnya.



Gambar 3. Time switch

II.3. Time-Division Switching Network
II.3.a. Basic Network
Gambar 4 menunjukkan sebuah switching jaringan S-T-S (Space-Time-Space). Yang mana setiap jalur incoming dari PCM dapat dihubungkan dengan link ’k’ dengan crosspoint yang ada di switch A, dan dibagian lain dari jaringan dihubungkan ke outgoing ’m’ dari jalur PCM dengan menggunakan crosspoint pada switch C. Setiap switch terdiri dari time-switch. Untuk membuat sebuah hubungan antara time-slot X dari sebuah jalur incoming sebuah PCM dan time-slot Y dari sebuah jalur outgoing, sangatlah penting untuk memilih sebuah koneksi yang memiliki alamat X yang bebas dibagian penyimpanan suara dan alamat Y yang bebas dibagian penyimpan suatu koneksi. Kemudian time-switch akan diset untuk menghasilkan sebuah pergeseran dari X ke Y.
 








Gambar 4. Space-time-space (S-T-S) switching network. m= no.of PCM highways, n=no of time slot
Gambar 5 menunjukkan jaringan T-S-T (Time-Space-Time) switching. Setiap incoming-m dan outgoing-m dari jalur PCM terhubung dengan sebuah time switch. Bagian incoming dan outgoing dari time switches terhubung dengan space switch. Untuk membuat sebuah koneksi antara time-slot X dari sebuah saluran incoming dan time-slot Y dari saluran outgoing, sangatlah penting untuk memilih sebuah time-slot Z yang mana memiliki penyimpanan koneksi yang bebas sebagai saluran incoming dan penyimpan suara sebagai saluran outgoing. Sebuah koneksi T-S-T akan lengkap dengan mensetting incoming time switch yang bergeser dari X ke Z, dan menset outgoing time switch bergeser dari Z ke Y dan operasi akan bertemu di slot Z dalam waktu yang sama. 

 






Gambar 5. Time-space-time (T-S-T) switching network m=no.of PCM highway, n=no of time slot
II.3.b. Bidirectional Path
Jaringan switching di atas menjelaskan koneksi hanya untuk satu arah transmisi, sistem transmisi PCM menggunakan four wired circuit, maka perlu adanya pemisah  kanal pengirim dan penerima yaitu jaringan switching untuk masing-masing arah transmisi. Seperti terlihat pada gambar 6 berikut.
Incoming trunk
Outgoing trunk
 





Gambar 6. Bidirectional Transmission- Time Division Switching Network
Pada S-T-S alamat penyimpanan pembicaraan yang sama pada time switch boleh digunakan untuk setiap arah transmisi. Untuk koneksi antara time slot X dan  Y pada trunk yang berbeda untuk satu arah, maka isi alamat ditulis pada akhir time slot X dan di baca pada awal time slot Y. Dari  arah  yang berlawanan isi alamat ditulis di akhir time slot Y yang sama dan di baca di awala time slot selanjutnya. Metode ini tidak bisa digunakan jika kedua circuit eksternal menggunakan time slot yang sama.
Di dalam jaringan T-S-T, percakapan dua arah harus dibawa melalui space switch  menggunakan time-slots yang berbeda. Di samping mempermudah control switching jaringan, time slots  untuk transmisi dua arah ini mempunyai perbedaan waktu yang tetap. Biasanya, time slot ini mempunyai sebuah fase berlawanan 180ยบ. Dalam sistem 32 channel, jika 12 time slot digunakan untuk satu arah transmisi, maka kemudian sejumlah (12+16)=28 time-slot   digunakan untuk arah sebaliknya. Satu keuntungan dari susunan ini adalah jika satu slot ditemukan bebas, maka time slot lain juga akan bebas. Karena time slot ini serupa yaitu diterima dari input highway sebuah junction dan dikirim oleh output highway, koneksi penyimpanan yang sama dapat digunakan mengkontrol kedua time switches.
II.3.c. More Complex Switching Networks
Banyak sekali variasi yang mungkin untuk jaringan tiga tingkat T-S-T , seperti:
1.      Menambah ukuran store pada time switch, sehingga dapat melayani lebih dari satu jalur PCM.
2.      Mengoperasikan space switch di bit-rate yang lebih tinggi dari incoming dan outgoing system PCM. Hal ini memunkinkan crosspoint untuk melayani lebih dari 32 chanel sehingga secara efektif dapat meningkatkan ukuran dari switch.
3.      Menggunakan transmisi parallel untuk menggantkan transmisi secara seri dari PCM pada space switch. Hal ini akan meningkatkan jumlah saluran dan gerbang crosspoint.
4.      Menduplikasi jaringan switching untuk meningkatkan keamanan dari suatu kesalahan. Cara ini tidak ekonomis untuk space-division network, juga tidak begitu dibutuhkan karena kesalahan dari sebuah switch hanya memberikan efek yang kecil untuk keseluruhan pelayanan. Namun cara ini sangat penting untuk time-division switching karena akan mengurangi biaya yang digunakaan saat pemakaian waktu yang bersamaan.

Teknik-teknik ni digunakan oleh Mark 1 digital switching sub-system of system X  yang ditunjukkan pada gambar 7. Receive dan transmit time switches, masing-masing punya sebuah speech store yang berisi 1024 lokasi dan dapat melayani 32 sistem PCM. Jaringan yang lengkap dapat berisi 96 time switch, sehingga pelayanannya 3072 sistem PCM. Oleh karena itu Space switch ini membutuhkan ukuran maksimum 96x96 dan masing-masing crosspoint harus ada switch dengan 1024 channels. Ini dilakukan dengan menggunakan pararel transmisi yang nilai sebuah digitnya 8194 Mbit/s. Untuk meminimalisasi masalah distribusi pulsa, 1024-chanels highways masing-masing dipisahkan dalam 512 channels. Oleh karena itu space switchs dibagi dua segments(A dan B), switching genap dan ganjil time slot berturut-turut.
     Agar keamanan jaringan ini terjaga dengan baik, maka jaringan yang komplex ini digandakan. Sistem yang digandakan tadi beroperasi di dalam syncronism dan kesalahan dideteksi dengan sebuah check parity.

 














Gambar 7. Mark 1 digital switching subsystem of System X.
 II.3.d. Concentrators
Sebuah konsentrator terhubung dengan sebuah PCM highway dari sejumlah pelanggan yang banyaknya lebih dari jumlah time slots di highways. Didalam sebuah konsentrator sederhana, semua codec pelanggan dihubungkan ke common highway dan masing-masing mungkin menggunakan banyak slot. Codec yaitu semua hubungan yang ada dalam highway. Codec beroperasi pada time-slot yang telah ditentukan oleh connection store.
Concentrator dapat dikontrol oleh central procesor pada main exchange,  Jika PCM link antara sebuah unit remote concentrator dan main excange gagal, semua pelanggan di concentrator akan terputus. Fungsi kontrol dari concentrator bisa meningkatkan kemampuan untuk koneksi panggilan antara customer itu sendiri, jika PCM link mengalami kegagalan. Fasilitas yang harus ditambahkan untuk menerima dan menganalisis alamat sinyal, membangkitkan tone dan membuat  koneksi cross switch antar saluran pelanggan. Unit ini dikenal dengan nama remote switching unit.

II.3.e. PBX Switches
A large PBX itu hampir sama dengan public exchange. Small PBX membangkitkan trafik untuk semua koneksi yang dibuat pada single highway. Semua ports untuk extension lines, exchange lines dan posisi operator.  Codecs terhubung pada sebuah common highway. Codec dioperasikan pada timeslot tertentu oleh conection store. Untuk meningkatkan kapasitas saluran PBX sejumlah timeslot pada common highway bisa ditingkatkakn dengan menggunakan 8-bit paralel transmisi dan transmisi serial. Untuk melayani komunikasi dua arah pada highway yang sama masing-masing connection menggunakan dua time slot.

II.3.f. Digital cross-connect unit
Digital switching network bisa juga digunakan untuk semi permanen – connection.  Diatur secara manual dari terminal operasi dan juga secara otomatis oleh prosesor exchange. Switching network seperti ini disebut cross-connect – unit. Koneksi yang dibuat oleh digital cross conect unit disebut nailed up time slot.
            Digital cross connect unit memiliki dua fungsi yaitu grooming dan consolidasi. Grooming memiliki kanal 64 kbps pada common PCM beareryang terpisah untuk routing untuk destinasi yang berbeda. Pada konsolidasi , kanal pada beberapa PCM bearer yang tidak terlalu penuh dikombinasikan menjadi smaller number of bearer, dengan demikian meningkatkan penggunaan dari sistem PCM.   

Satelit Mahasiswa Indonesia


Satelit Mahasiswa RI Meluncur 2012



(istimewa)
Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012. Peluncuran itu setelah pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai.
"Mulai tahun ini (2009), kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus," kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy H.B. Wicaksono, PhD, di Surabaya.
Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia.
"INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa," katanya.
Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) pada tahun 1934-1998 itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya.
"Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian," kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu.
Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan.
"Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya," katanya.
Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit.
"Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran," katanya.
Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng Son Kuswadi, menyatakan dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar.
"Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan," katanya.
Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011.
"Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu," katanya.
Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. "Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca," katanya.
[Sumber :*/ito-inilah]

sumber : anyargres.blogspot.com

Iphone 5 dirilis....


iPhone 5 akan muali resmi di rilis 21 September besok, namun sebegitu tidak sabar, para Apple fanboy iPhone 5sudah mulai berbondong-bondong pre-order iPhone 5 di toko-toko maya yang menjual ponsel tersebut.
Apple sendiri sudah memulai pre-order di  Inggris, Jerman, Australia,  Kanada, Prancis, Jepang, Hong Kong dan Singapura. Ponsel ini dibandrol dengan harga mulai dari 948 dollar Singapura atau sekitar Rp 7,4 juta.
Ponsel ini memiliki memori kapasitas 16 GB. Aksi penawaran ponsel ini merebak seiring dengan perkembangan penjualannya. Bahkan ada juga yang mencapai Rp 15 juta, dua kali dari harga yang dibanderol di Singapura.
Jika dilihat dari sisi ekonomi pas-pasan, harga ponsel ini pasti terbilang sangat mahal. Namun, harga mahal sepertinya tidak mempengaruhi keinginan para Apple fanboy iPhone   untuk  membelinya.

sumber : initekno.com